Fertilisasi eksternal adalah peristiwa peleburan gamet jantan dan gamet betina terjadi di lingkungan/media luar dan bukan di dalam tubuh betina, misalnya pada katak, pembuahan terjadi di media air, betina melepaskan telur di dalam air pada saat yang sama sperma dilepaskan juga.
Fertilisasi eksternal biasanya terjadi di lingkungan perairan di mana telur dan sperma dilepaskan ke dalam air. Setelah sperma mencapai sel telur, terjadi pembuahan. Sebagian besar pembuahan eksternal terjadi selama proses pemijahan di mana satu atau beberapa betina melepaskan telurnya dan pejantan melepaskan sperma di area yang sama, pada waktu yang sama. Pelepasan materi reproduksi dapat dipicu oleh suhu air atau lamanya siang hari. Hampir semua ikan bertelur, seperti halnya krustasea (seperti kepiting dan udang), moluska (seperti tiram), cumi-cumi, dan echinodermata (seperti bulu babi dan teripang).
Pasangan ikan yang tidak bertelur dapat menunjukkan perilaku pacaran. Hal ini memungkinkan perempuan untuk memilih laki-laki tertentu. Pemicu pelepasan sel telur dan sperma (pemijahan) menyebabkan sel telur dan sperma ditempatkan di area yang kecil, sehingga meningkatkan kemungkinan pembuahan.
Fertilisasi eksternal di lingkungan akuatik melindungi telur dari kekeringan. Pemijahan yang disiarkan dapat menghasilkan campuran gen yang lebih besar dalam suatu kelompok, yang mengarah pada keragaman genetik yang lebih tinggi dan peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup spesies di lingkungan yang tidak bersahabat. Untuk organisme air sessile seperti spons, pemijahan siaran adalah satu-satunya mekanisme untuk pembuahan dan kolonisasi lingkungan baru. Kehadiran telur yang dibuahi dan berkembang biak di dalam air memberikan peluang untuk predasi yang mengakibatkan hilangnya keturunan. Oleh karena itu, jutaan telur harus diproduksi oleh individu, dan keturunan yang dihasilkan melalui metode ini harus matang dengan cepat. Tingkat kelangsungan hidup telur yang dihasilkan melalui pemijahan siaran rendah.